Perbedaan Besar Gagasan Aristoteles dan Galileo - Newton



Sebelum Galileo mau pun Newton, gagasan mengenai gerak benda hanya tertuju pada Aristoteles, yang menyatakan bahwa keadaan alami suatu benda adalah diam. Benda hanya bergerak hanya jika didorong oleh impuls atau gaya. Dari gagasan Aristoteles ini dapat kita simpulkan bahwa benda berat akan jatuh lebih cepat dibanding benda ringan, karena benda berat tentunya memiliki gaya tarik lebih besar menuju Bumi.

Aristoteles juga menyatakan bahwa semua hukum yang mengatur alam semesta bisa dipelajari hanya dengan pemikiran saja, pembuktian dengan pengamatan tidak lah diperlukan. Sampai pada konsepsinya Galileo, orang tidak pernah memikirkan apakah benda-benda dengan berat berbeda-beda memang memiliki kecepatan yang berbeda ketika mereka jatuh.

Perbedaan Besar Gagasan Aristoteles dan Galileo - Newton
Interaksi gravitasi antara Bumi dengan Bulan

Pengukuran Galileo menunjukkan setiap benda mengalami akselerasi (pertambahan kecepatan) yang sama berapa pun berat bendanya, dengan kemiringan berapa derajat pun untuk bola-bola dengan berat berbeda menunjukkan lama waktu yang sama untuk ketinggian yang sama. Lalu apa yang menyebabkan jatuhnya bulu lebih lama dari jatuhnya bola logam? Tidak lain karena jatuhnya bulu banyak diperlambat oleh hambatan udara. Di Bulan yang tidak ada udara penghambat jatuhnya benda, astronot $David$ $R.$ $Scott$ melakukan percobaan menjatuhkan bulu dan pemberat logam, dan mendapati bahwa keduanya jatuh sampai permukaan bulan dalam waktu yang bersamaan.

Oleh Newton, pengukuran Galileo digunakan sebagai dasar hukum gerak. Percobaan Gaileo yang menunjukkan bahwa saat benda menuruni lereng, benda selalu dipengaruhi oleh gaya yang sama, yaitu berat benda. Efeknya adalah timbulnya percepatan. Ini artinya efek sebenarnya dari suatu gaya adalah selalu mengubah kecepatan suatu benda, bukan membuat benda bergerak, sebagaimana perkiraan sebelumnya. Artinya bila suatu benda tidak terkena gaya, benda tersebut akan terus bergerak lurus dengan kecepatan awalnya, yang pada akhirnya muncullah hukum pertama Newton. Bahwa benda yang semula diam, akan selamanya diam dan untuk benda yang sedang bergerak dengan kecepatan tertentu, selamanya akan bergerak dengan kecepatan tertentunya tersebut. Gagasan ini tersurat dalam $Principia$ $Mathematica$ Newton. Sedangkan untuk benda yang dipengaruhi oleh gaya dijelaskan oleh hukum keduanya, yang menyatakan bahwa benda akan mengalami akselerasi atau perubahan kecepatan apabila benda dikenai gaya. Sebagai contoh bayangkan sebuah mobil, mobil yang bertenaga besar maka dapat melaju dengan perubahan kecepatan yang lebih besar dibanding mobil bertenaga lebih kecil, namun laju akan bertambah lebih kecil bila  mengangkut massa yang besar.

Selain hukum-hukum gerak, Newton juga menjabarkan hukum gaya gravitasi. Hukum ini menyatakan bahwa setiap benda menarik benda lain dengan gaya yang sebanding dengan massa setiap benda. Semakin jauh jarak antar benda, semakin kecil pula gaya gravitasi antar keduanya. Menurut hukum gravitasi Newton, tarikan gravitasi suatu bintang pada jarak tertentu memiliki nilai tepat seperempat tarikan gravitasi bintang berukuran serupa pada jarak setengah jarak semual. Hukum ini memprediksi orbit-orbit Bumi, Bulan, dan planet – planet dengan sangat akurat. Jika gaya gravitasi suatu bintang berkurang atau meningkat nilainya lebih cepat seiring perubahan jarak, maka disebutkan bahwa orbil planet tidak mungkin berupa elips, dan planet-planet bakal jatuh ke Matahari atau lepas dari Matahari.

Perbedaan besar antara gagasan Aristoteles dengan gagasan Galileo – Newton adalah bahwa Aristoteles meyakini keadaan diam adalah wajar. Benda apa pun akan diam jika tidak didorong oleh suatu impuls atau gaya. Dia menganggap Bumi itu diam. Berdasarkan hukum Newton, tidak ada standar keadaan diam yang unik. Sebagai contoh benda A diam dan benda B bergerak  dengan kecepatan konstan terhadap benda A, namun bisa berarti sebaliknya, benda B diam dan benda A bergerak dengan kecepatan tetap terhadap benda B. Ketiadaan acuan diam yang unik/mutlak berarti kita tidak bisa memastikan apakah dua peristiwa yang terjadi pada waktu berbeda terjadi pada posisi yang sama dalam ruang.

Newton khawatir dengan tidak adanya ruang mutlak ($absolute$ $space$), oleh karena tidak cocok dengan gagasannya mengenai Tuhan yang mutlak. Dia menolak menerima ketiadaan ruang multlak, meski hukumnya sendiri menyatakan demikian.

Aristoteles dan Newton sama-sama meyakini adanya waktu mutlak ($absolute$ $time$). Ini berarti mereka mmercayai bahwa kita dapat mengukur jangka waktu antara dua peristiwa dengan tepat. Jangka waktu itu bakal selalu sama tidak peduli siapa yang mengukurnya asalkan menggunakan arloji yang sama. Waktu itu mutlak, sepenuhnya terpisah dan tidak terhubung dengan ruang.



Perbedaan Besar Gagasan Aristoteles dan Galileo - Newton