Begini Mindset Profesor Fisika Melihat Alam Semesta

Tulisan ini bersumber dari timeline Professor Fisika Institut Teknologi Bandung. Saya pernah mengambil mata kuliah Fisika Statistik di kelasnya beliau, Bapak Mikrajuddin Abdullah. Kalau tidak salah, Pak Mikra (sapaannya) berasal dari Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Pak Mikra menjelaskan secara sederhana fenomena sehari-hari kemudian dibuat risetnya. Tidak hanya itu, bahkan dijadikan bahan penelitian dan telah diterbitkan di jurnal internasional, Springer-Verlag GmbH Germany, part of Springer Nature 2018.

Banyak “hal lumrah, sudah sangat sering dialami atau dilakukan, yang memang harus begitu” menurut kebanyakan orang. Namun,  bisa menjadi topik riset yang menantang bagi segelintir orang.

Mereka melihat dengan cara pandang yang berbeda. Ketika ada ruang untuk ekplorasi lebih jauh, mereka melakukannya. Dari hasil ini tidak tertutup kemungkinan munculnya teori atau hukum baru dalam sains.

sandburg ilmufisika.com ragilpriya


Main istana pasir di pantai adalah hal biasa. Dari dulu juga begitu. Dan memang begitu adanya. Kalau pasirnya kering maka menara yang bisa dibuat tidak terlalu tinggi. Jika pasir agak basah maka menara dapat dibuat sangat tinggi. Namun, jika pasir sangat basah maka menara ambruk.

Cuma segitu saja ya (menurut kebanyakan orang)?

Namun, fenomena menara pasir telah menghasilkan ratusan karya ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal bergengsi. Mereka melihat menara pasir bukan sekedar mainan, tetapi sebuah fenomena fisika yang menantang.

Dan luar biasa, makalah yang dihasilkan tidak memerlukan biaya besar, alat mahal, dll. Tetapi yang dibutuhkan adalah imajinasi.

Pak Mikra dan kolega mencoba 'menyontek' cara orang-orang tersebut melihat fenomena yang ada di sekitar lalu mencoba merenungkan mengapa demikian. Dan saya katakan, beginilah mindset atau pola pikir ilmuwan, termasuk profesor tentunya.

Salah satu fenomena menarik adalah ambruknya terowongan pasir yang digali di pantai.

Para wisatawan yang terpesona dengan permainan pasir lalu menggali lubang atau terowongan pasir, tidak menyadari bahaya yang mengancam. Terowongan pasir sangat mudah ambruk yang mengubur orang yang ada di dalamnya.

Contohnya video berikut :



Dan satu lagi contoh lainnya



Pertanyaan mereka adalah "Adakah kriteria kestabilan terowongan pasir? Bagaimana pengaruh ukuran terowongan, pengaruh ukuran butir pasir, dan pengaruh kandungan air di dalam pasir?

Dengan teori yang ada kemudian dilakukan eksperimen. Semuanya dilakukan dengan alat sederhana. Eksperimen bahkan hanya dilakukan di ruang baca.

Dan luar biasa hasilnya muncul di jurnal internasional di sini : Stability of granular tunnel

Riset dapat dilakukan dengan peralatan sederhana. Kita tidak harus ke luar negeri untuk melakukan riset hingga jadi makalah.

Malulah kalau kita keluar negeri melulu hanya untuk menghasilkan makalah ilmiah. Apalagi yang keluar tersebut sudah profesor atau doktor lulusan luar negeri.

Kapan mandiri, kalau demikian. Banyak fenomena di sekitar kita bisa menjadi topik riset menarik, dan diselesaikan dengan biaya maupuan alat sederhana.

Semoga menginspirasi pembaca sekalian.

Begini Mindset Profesor Fisika Melihat Alam Semesta